Jumat, 06 Juni 2014

siapa dalang dibalik peristiwa G30S/PKI ?




Mengungkap dalang dibalik peristiwa bersejarah Gerakan 30 September atau yang biasa disingkat dengan nama G30S/PKI ini bagai menyusun mozaik usang yang telah terbuang dan antah berantah. Terlalu banyak pembenaran yang membuat sejarah ini terasa janggal tanpa kebenaran. Berbagai sumber di internet pun beragam, ber-aneka cerita. Lalu apalah arti ‘jas merah’ yang selama ini digembor-gemborkan Bung Karno? Masihkah kita peduli dengan sejarah?

            Satu per satu sumber di internet saya baca dan saya mencoba menelaahnya. Sempat dibuat bingung, tetapi akhirnya saya berhasil mengumpulkan opini dan mengungkapkan pendapat tentang dalang dibalik peristiwa G30S/PKI. Menurut pendapat saya, dari ke 6 kandidat yang dicurigai sebagai dalang, semuanya memiliki peran masing-masing dalam peristiwa ini. Hanya saja ada beberapa oknum yang paling berpengaruh. Siapa dia?

            Soeharto dan CIA. CIA dari Amerika yang berhaluan blok barat ini memiliki misi untuk menghancurkan komunis. Terlebih pada saat itu Amerika Serikat tidak menyukai sosok Bung Karno yang dianggap terlalu ‘vokal’. Sedangkan Soeharto mendambakan posisi Soekarno kala itu untuk menjadi Presiden. Maka, tak menutunap kemungkinan bahwa rencana G30S/PKI datang dari kedua mesin serangan tersebut. Dengan tangan PKI dan embel-embel komunis lah CIA dan Soeharto melancarkan misinya tersebut. Mengkudeta Pemerintah serta misi lain yaitu menyingkirkan paham komunis dari bumi pertiwi. Sehingga dengan kasat mata PKI lah yang menjadi pihak paling bersalah dalam peristiwa ini.

Berikut ini adalah fakta-fakta dari internet sebagai dasar pendapat yang saya kemukakan :
1.      Pengakuan Kol. A. Latief (gembong PKI) bahwa dua kali ia memberitahukan kepada Soeharto tentang rencana penindakan terhadap sejumlah jendral. Dalam bahasa laten menghadapkan Dewan Jendral kepada Presiden. Namun Soeharto yang pada saat itu Panglima Kostrad tidak mengambil inisiatif melapor kepada atasannya. Dia diam saja dan hanya manggut-manggut mendengar laporan itu. Latief menginformasikan rencana penindakan terhadap pera Jendral itu dua hari dan enam sebelum hari H.

2.      Fakta bahwa sebagai perwira tinggi dengan fungsi pemandu di bawah Pangab Jendral A. Yani, Soeharto tidak termasuk sasaran G30S/PKI. Ini bisa dipertanyakan, mengingat strategisnya posisi Kostrad apabila Negara dalam keadaan bahaya. Kalau betul Soeharto tidak berada dalam Inner Cycle gerakan, kemungkinan besar ia termasuk dalam daftar korban yang dihabisi di malam tersebut.

3.      Hubungan emosional cukup dan amat dekat Soeharto dengan para pelaku PKI yakni Untung dan Latief sedangkan Sjam termasuk kolega Soeharto di tahun-tahun sesudah Proklamasi.

4.      Menurut penuturan Mayjen (Purn) Mursjid, 30 September malam menjelang 1 Oktober 1965 itu pasukan Yon 530/Brawijaya berada di sekitar Monas. Padahal tugas panggilan dari Pangkostrad Mayjen Soeharto adalah untuk defile 5 Oktober.

Ratna Sari Dewi (mantan istri Bung Karo) pernah menyatakan: ?Sejak pagi 1 Oktober Soeharto sudah propaganda bahwa pelakunya PKI sepertinya dia sudah tahu semua seakan telah direncanakan. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa menguasai Indonesia? Harus diingat system komunikasi saat itu belum seperti sekarang. Teleponnya belum lancar dan tak ada yang punya telepon genggam. Bagaimana dia bisa memecahkan masalah yang terjadi pada malam 30 September dan segera bertindak begitu cepat? Kalau belum tahu rencana G30S/PKI ia tidak mungkin bisa melakukannya.?

kita dapat menarik menarik kesimpulan bahwa Soeharto sudah mengetahui akan terjadi gerakan 30 September yang dilakukan PKI. Hal ini dibuktikan, mengapa begitu cepat dia mengambil keputusan dan mengumumkan ke seluruh rakyat Indonesia melalui RRI, bahwa telah terjadi peristiwa penculikan oleh gerakan kontra Revolusioner yang menamakan dirinya G30S padahal, alat komunikasi pada saat itu belum secanggih sekarang.

Fakta-fakta lain yang mampu mengungkap kebenaran ini tidak hanya sebatas fakta internal. Lebih dari itu kebenaran yang mulai terkuak mengejutkan masyarakat awam adalah ternyata Soeharto juga mempunyai hubungan dengan CIA. Hal ini terbukti dengan adanya satu kompi batalyon 454 Diponegoro Jawa Tengah dan satu kompi batalyon 530 Brawijaya Jawa Timur, yang secara terselubung digunakan Soeharto sebagai penggerak.

Kesimpulan :
            Dari pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalang dibalik peristiwa G30S/PKI adalah Soeharto dan CIA. Dengan PKI dan TNI AD sebagai lakon penggeraknya. Sedangkan Soekarno sebagai korban dan pemeran utama dari drama sejarah yang masih misterius ini. dan satu lagi, rakyat Indonesia menjadi pihak yang paling dirugikan. Baik saat peristiwa tersebut terjadi maupun masa sekarang dimana sejarah menjadi rancu dan tanpa titik terang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar