Mengungkap
dalang dibalik peristiwa bersejarah Gerakan 30 September atau yang biasa
disingkat dengan nama G30S/PKI ini bagai menyusun mozaik usang yang telah terbuang
dan antah berantah. Terlalu banyak pembenaran yang membuat sejarah ini terasa
janggal tanpa kebenaran. Berbagai sumber di internet pun beragam, ber-aneka
cerita. Lalu apalah arti ‘jas merah’ yang selama ini digembor-gemborkan Bung
Karno? Masihkah kita peduli dengan sejarah?
Satu per satu sumber di internet
saya baca dan saya mencoba menelaahnya. Sempat dibuat bingung, tetapi akhirnya
saya berhasil mengumpulkan opini dan mengungkapkan pendapat tentang dalang
dibalik peristiwa G30S/PKI. Menurut pendapat saya, dari ke 6 kandidat yang
dicurigai sebagai dalang, semuanya memiliki peran masing-masing dalam peristiwa
ini. Hanya saja ada beberapa oknum yang paling berpengaruh. Siapa dia?
Soeharto dan CIA. CIA dari Amerika
yang berhaluan blok barat ini memiliki misi untuk menghancurkan komunis.
Terlebih pada saat itu Amerika Serikat tidak menyukai sosok Bung Karno yang
dianggap terlalu ‘vokal’. Sedangkan
Soeharto mendambakan posisi Soekarno kala itu untuk menjadi Presiden. Maka, tak
menutunap kemungkinan bahwa rencana G30S/PKI datang dari kedua mesin serangan
tersebut. Dengan tangan PKI dan embel-embel komunis lah CIA dan Soeharto
melancarkan misinya tersebut. Mengkudeta Pemerintah serta misi lain yaitu
menyingkirkan paham komunis dari bumi pertiwi. Sehingga dengan kasat mata PKI
lah yang menjadi pihak paling bersalah dalam peristiwa ini.
Berikut ini adalah fakta-fakta dari internet sebagai
dasar pendapat yang saya kemukakan :
1. Pengakuan
Kol. A. Latief (gembong PKI) bahwa dua kali ia memberitahukan kepada Soeharto
tentang rencana penindakan terhadap sejumlah jendral. Dalam bahasa laten
menghadapkan Dewan Jendral kepada Presiden. Namun Soeharto yang pada saat itu
Panglima Kostrad tidak mengambil inisiatif melapor kepada atasannya. Dia diam
saja dan hanya manggut-manggut mendengar laporan itu. Latief menginformasikan
rencana penindakan terhadap pera Jendral itu dua hari dan enam sebelum hari H.
2.
Fakta bahwa sebagai
perwira tinggi dengan fungsi pemandu di bawah Pangab Jendral A. Yani, Soeharto
tidak termasuk sasaran G30S/PKI. Ini bisa dipertanyakan, mengingat strategisnya
posisi Kostrad apabila Negara dalam keadaan bahaya. Kalau betul Soeharto tidak
berada dalam Inner Cycle gerakan, kemungkinan besar ia termasuk dalam daftar
korban yang dihabisi di malam tersebut.
3.
Hubungan emosional
cukup dan amat dekat Soeharto dengan para pelaku PKI yakni Untung dan Latief sedangkan
Sjam termasuk kolega Soeharto di tahun-tahun sesudah Proklamasi.
4.
Menurut penuturan
Mayjen (Purn) Mursjid, 30 September malam menjelang 1 Oktober 1965 itu pasukan
Yon 530/Brawijaya berada di sekitar Monas. Padahal tugas panggilan dari
Pangkostrad Mayjen Soeharto adalah untuk defile 5 Oktober.
Ratna Sari Dewi (mantan istri Bung
Karo) pernah menyatakan: ?Sejak pagi 1 Oktober Soeharto sudah propaganda bahwa
pelakunya PKI sepertinya dia sudah tahu semua seakan telah direncanakan. Yang
menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa menguasai Indonesia? Harus diingat system
komunikasi saat itu belum seperti sekarang. Teleponnya belum lancar dan tak ada
yang punya telepon genggam. Bagaimana dia bisa memecahkan masalah yang terjadi
pada malam 30 September dan segera bertindak begitu cepat? Kalau belum tahu
rencana G30S/PKI ia tidak mungkin bisa melakukannya.?
kita dapat menarik menarik
kesimpulan bahwa Soeharto sudah mengetahui akan terjadi gerakan 30 September
yang dilakukan PKI. Hal ini dibuktikan, mengapa begitu cepat dia mengambil
keputusan dan mengumumkan ke seluruh rakyat Indonesia melalui RRI, bahwa telah
terjadi peristiwa penculikan oleh gerakan kontra Revolusioner yang menamakan
dirinya G30S padahal, alat komunikasi pada saat itu belum secanggih sekarang.
Kesimpulan :
Dari pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalang dibalik peristiwa G30S/PKI adalah Soeharto dan CIA. Dengan PKI dan TNI AD sebagai lakon penggeraknya. Sedangkan Soekarno sebagai korban dan pemeran utama dari drama sejarah yang masih misterius ini. dan satu lagi, rakyat Indonesia menjadi pihak yang paling dirugikan. Baik saat peristiwa tersebut terjadi maupun masa sekarang dimana sejarah menjadi rancu dan tanpa titik terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar