Jumat, 06 Februari 2015

Mengenang Adib Hendra Prastiyanto

(Essai, tertanda : Khurnia Tri Utami, Anindita Pristina, Dewi Irawati, Ahmad Pujiaman)

Tanggal 5 Oktober 2014 yang lalu, Adib Hendra Prastiyanto meninggalkan kita semua, kembali keharibaan Tuhan. Banyak kenangan yang dia tinggalkan. Seperti kehadirannya yang ringan, ceria, kocak, berolok-olok, menganggap semua orang adalah sesamanya.

Tampan, itulah kesan pertama yang lazim ketika kita melihat sosok Adib Hendra. Perangainya yang ideal membuat siapapun yang melihatnya berpendapat serupa. Ditambah lagi dengan keramahan yang tak pernah lupa ditunjukkannya, semakin menjadikan ia sosok yang penuh pesona. Ketika ia berbicara, senyum selalu merekah dari tiap sudut bibirnya. Lengkaplah, ketampanannya kian istimewa.

Dalam kesehariannya, Adib Hendra merupakan pribadi yang humoris. Kata-kata dan tingkah lakunya selalu mengundang tawa. Kekaguman terhadap sosok Adib Hendra tak cukup sampai disitu. Terlalu banyak hal yang begitu menakjubkan dan tak mampu dijabarkan hanya dalam satu dua lembar kertas. Siapa yang menyangka, sosok yang terlihat santai ini ternyata memiliki jiwa tanggung jawab yang besar. Jika mendapat tugas, dalam hal ini tugas sekolah, ia selalu peduli dan berusaha melaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Membicarakan Adib Hendra tak lengkap tanpa menyinggung band dan sepakbola. Itulah dua hal yang sangat ia sukai dan geluti selama ini. Ketika bermain sepakbola, ia selalu mengenakan kostum dengan nomor punggung 39. Itu adalah nomor favoritnya, kebanggaannya. Dalam band, ia memegang kendali bass. Adib sangat piawai memainkan alat musik petik yang satu itu. Kedua bakat yang berseberangan ini dapat ia jalankan secara berdampingan. Ia pun mampu membuktika bahwa ia dapat berhasil dan berprestasi.

Jika kebanyakan anak band dipandang sombong, maka kita harus mengubah pandangan tersebut ketika melihat sosok Adib Hendra. Dengan segala kelebihannya, ia tetap berlaku rendah hati. Adib Hendra tak pernah membusungkan dada atas apa yang ia miliki. Sebaliknya, ia tetap mau berteman dengan siapa saja tanpa mempedulikan siapa dan darimana temannnya berasal.

Kepergian Adib Hendra sudah 4 bulan berlalu. Namun, semua kenangan bersama Hendra akan selalu teringat di pikiran kita. Kepergiannya meninggalkan sejuta pengalaman indah bagi orang-orang disekitarnya. Walaupun kini sosoknya sudah tidak pernah hadir lagi di sekitar kita.♡♡♡