Sabtu, 18 Oktober 2014

tulisan cinta untuk PLN



Dear PLN, yang selalu ada di hati rakyat Indonesia. Saya, si penulis ini adalah 1 dari 220 juta pelangganmu yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Mungkin bagimu aku hanyalah penulis blog amatir tidak berpengaruh banyak, tapi percayalah kamu sangat berharga bagiku, bagi kami. Tulisan ini ditulis bukan karena aku ingin menghardikmu. Namun, ini adalah tulisan cinta dari seorang pelanggan kepada Perusahan Listrik yang satu-satunya ada di negara ini.

Tak habis-habisnya apresiasi kepada karyawan karyawati PLN yang tanpa lelah bekerja siang malam agar negeri ini tetap terang. Yang membuat dian cinta negeri ini tak kunjung padam. Sekali lagi, terima kasih kami haturkan.

Peningkatan tarif dasar listrik yang dewasa ini dilakukan PLN guna menghemat anggaran, bagi saya merupakan hal yang bijak. Mengingat terbatasnya anggaran dan subsidi yang diberikan pemerintah. Namun, yang perlu diperhatikan, sudahkah tepat sasaran. Jangan sampai telinga kami mendengar masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah terbebani akan hal ini. Sebaliknya, masyarakat kelas atas berleha-leha membayar tagihan listrik yang ‘biasa’ saja. Sukurlah kami belum mendengar desas-desus akan hal ini. Menurut info yang saya ketahui, kenaikan listrik ini dibebankan bagi rumah tangga yang kebutuhan listriknya mencapai 1300Kwh atau lebih dengan persentase kenaikan masing-masing. Jika memang begini, saya mendukung.

Dari segi pemerataan, saya rasa PLN harus sering-sering ‘blusukan’ ke desa-desa terpencil terutama di luar pulau Jawa. Keadaan disana sangat memprihatinkan. Ketersediaan listrik pun sangat minim. Jika yang menjadi kendala adalah jumlah sumber daya nya, ada baiknya dilakukan subsidi silang. Maksud subsidi silang disini adalah kota-kota besar yang bergelimang listrik harus berbagi dengan desa-desa yang jauh dari kata tercukupi kebutuhan listriknya. Bagaimana caranya? Padamkan listrik secara berkala dan bergantian di setiap kawasan. Tak perlu lama, satu jam sehari saja cukup bagi satu kawasan. Anggap saja di pulau Jawa terdapat 24 kawasan, masing-masing kawasan terdapat 1000 rumah tangga. Jika setiap 1 jam, 1 kawasan akan di padamkan listriknya. Berapa jam kebutuhan listrik yang disimpan dan dapat diberikan kepada saudara kita di Papua? Nusa Tenggara? Secara perhitungan kotor saja, 24x1000x1 = 24.000 jam dalam sehari. Amazing!

Ada sedikit catatan bagi PLN, jangan padamkan listrik ketika jam genting.

Satu hal yang tak kalah penting, PLN harus berupaya mencari energi alternatif lain agar listrik di negeri ini tak lekas padam. Gas, mungkin salah satunya. Sebenarnya ini bukanlah mutlak kewajiban sang Perusahaan Listrik Negara, tetapi seluruh rakyat Indonesia. Berupaya menggali kekayaan alam, melakukan riset, penelitian dan inovasi-inovasi baru adalah tugas seluruh anak bangsa ini. Melakukan riset memang tak semudah dan semurah mengcopy-paste artikel di internet, diperlakukan waktu bertahun-tahun dan biaya selangit untuk mewujudkannya. Maka peran pemerintah sangat diharapkan dalam hal ini.

PLN, teruslah berjaya di negeri ini
Mengabdilah dengan hati, JANGAN MBATHI!
Ciptakan inovasi agar pelanggan semakin mencintai
Monopoli listrik, silahkan. Asal jangan pilih pilih
Terimakasih telah menerangi negeri ini
….
Pertanda rakyat Indonesia

Sekian ide dari saya, jika terdapat kesalahan ataupun hal tidak mengenakan saya mohon maaf. Sekali lagi, ini tulisan yang didasari atas cinta, bukan tulisan yang bertujuan untuk menghina. Terima kasih, semoga bermanfaat.

 http://www.dnaberita.com/foto_berita/46Lis.jpg