Tragedi ini tidak diperkenankan untuk adik dibawah umur.
harus 17+. So, kalau mau membaca tunjukkan foto copy KTP yaaa wkwk
Tragedi ini terjadi di IKIP PGRI Semarang, hari kedua ‘7th
Roscomp 2014’. Sebelumnya aku mau kecup kanan kiri ambalan tercintaaahhkuu
Hayam Wuruk Tribhuana Tunggadewi pangkalan SMA N 2 Semarang yang berhasil
meraih juara umum di event 2 tahunan sejawa tengah ituu. Bangga binggiiittt,
gak hina jd anak pramuka, keleeesss B-))
Kalau sebelum ini, aku menceritakan sisi heroik dari hadirnya
Roscomp, sekarang aku mau nyeritain sisi lain dibaliknya. Dan tentu, tidak
semua peserta merasakan ini. HWTD pun tak semua. Just aku dan Dhani. Yes, just
the way we are~~~ :*))
Aku dah Dhani. Dhani? Semoga kalian tidak asing dengan nama
itu. Yaps, aku pernah nyeritain dia di post ‘passive voice’. Apaan tuh? Oke,
silahkan scrolldown blog ini. Gratisss bebeeehhh..
Harusnya, harusnya ya ini adalah tragedi lucu. Tapi gak tau
deh kalo kalian nanti pada akhirnya Cuma bengong. Ini kesalahan bukan karena
selera lawak kalian yang cetek tapi yaa kami bukan comic, jadi ketawa gak
ketawa serahh luu *nyonto pulpy
Pagi itu, setelah selesai sholat dan hendak bersiap untuk
senam, dhani mengajakku untuk ke lantai 5(beskem cewek) saat itu kami ada di
beskem cowok(lantai 4). Mukenanya dia ketinggalann, katanyaa..
Lahh, kejadian berawal dari sini. Di lantai 5, aku melihat
orang di lantai 6 yang berlatar loteng bersenang-sennaang. Aku pingen,
biasallahh neng bates rak ono loteng-_-
Wokeeehhhh, dhani pun berada di genggaman. Jadilah, aku dan
dia bergegas disana. Kita kesana naik lift,
tapi naik lift menuju kesana tak semudah membuat lift menjadi overload.
Karena saat kami naik lift, ternyata tuh lift tdk menyediakan pencetan menuju
ke lantai 6, just 1-5. Okelahh kami akui kami gonduk. Niatnya mau naik ee malah
dibawa terjun ke lantai 3. Okelahh lagi-lagi kami pasrahh.
Di lantai 3, kami tak kehaisan akal. Lift 1 telah binasa.
Masih ada satunya lagi. Okelah kami menunggu lift satunya terbuka dengan
harapan membawa kita ke lantai impian, lantai 6 IKIP PGRI Semarang. wuihhh
kereenn. Jika kita jeli membaca situasi, sejatinya itu adalah suatu kode dari
Allah SWT agar kita mengurungkan niat terbang ke lantai 6. Tapi apalah daya,
kita tidak se peka itu fans. Kami lelah~
Impian kita terkabul, Allah SWT mendengar doa-doa kita. kami
sampai di lantai 6.
Eitttsss.. lantai 6?
Kok lha kok lha kok. Apa ini? Kami dimanaa?
Hanya 2 ruang di lantai ini. Diisolasi oleh pintu kaca di
kedua sisinya. Selebihnya, ya terlihat loteng dan kabel-kabel yang berlilitan
seperti saat kita melihatnya dari lantai 5.
Kami mencoba membuka pintu kaca, di salah satu sisi lantai
ini. Astaga terkunci. Dan ternyata, di lantai ini tempatnya para backpacker
kampus yang saat itu kayake nginep di lantai yag tadinya ‘impian’ kami ini.
“pintunya di kunci dek, lewatnya tangga” begitulah segelintir
kata yang kuingat terlontar dari mulut salah satu masnya. Selebihnya, rak
jelas. Rak tak rungokke. Mereka pun berlalu, kembali packing. Beres-beres.
Aku dan dhani tertawa lemas. Tak ada pilihan lain selain
kembali terjun ke lantai yang benar. 4, tentu saja. Oke, kembali kami meniti
lift yang melewati lantai 6 terbuka. Apesnya Cuma 1 lift yg melayani perjalanan
hingga ke lantai 6. Alamak nunggu suwi joonn-_-
Untung, sekali lagi pak untung datang. Ternyata tidak hanya
aku dan dhani yang tersesat. Yang nggonduk. Yang gitudehhh. Ternyata ada satu
lagi mas-mas seumuran SMA eh maksutku penegak *pramuka bingitt yang kayaknya
juga tersesat. Alhamdulillah, aku dan dhani berpelukan.
Satu
Dua
Tiga kali lift terbuka dan keseluruhannya overload. Aku,
dhani dan masnya yang tadi kembali stay di depan lift. Menunggu, lagi-lagi
menunggu. Hingga mas-mas ikip yang tadi pun udah selesai packing . wadohh
antrian nambah akeh to ki. Aku dan dhani ambil pisau~
Akhirnya setelah sekian menit menghabiskan waktu dengan hina
di lantai 6. Jodoh lift akhirnya dipertemukan dengan kita. aku dan dhani tentu
saja. Masnya yang tadi udah duluan, sekian kali lebih cepat dari kami. Masnya ikip?
Mereka dengan calm down tidak menyerobot jatah lift kita. makasih mas;-) dan
seperti tidak mau kehilangan kita, mereka mengantarkan kami pulang dengan
kata-kata cibiran. Bagiku itu lucu, tapi entah bagi dhani. Yang jelas salah
satu diantara mereka ganteng. Aku dan dhani mengakuinya. Tralalaaa~
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar