Minggu, 02 Februari 2014

test psikologi sederhana (by: khurnia)

coba bayangkan,
bayangkan jika kalian berada di posisi ini. anggap saja, kalian cewek. cewek, ya cewek. terus kalian suka sama seseorang, anggap saja namanya 'pakjo'. lha, setiap pakjo sms kamu, dia selalu nyeritain seseorang. cewek,ya cewek. sakit kan? eittss tunggu sebentar, biarkan saya menyelesaikannya dulu. cewek itu anggap saja namanya 'mawar'. yang pakjo ceritain itu ya tentang dia kangen lah, si mawar cantik lah atau apapun yang jelas-jelas bikin kamu sakit hati.

stop, tarik nafasss. lanjutkan...

berkaca dari itu, perlahan kamu mulai melunturkan rasa suka mu sama pakjo. oke, everything will be ok. next, di sisi lain, pakjo juga sering sms 'temen cewek' nya yang lain yang menceritakan tentang kamu. si 'mawar' termasuk diantaranya. dan, dasar kamu, setelah tahu tentang hal ini, harapan untuk suka kembali membara. padahal kan padahal? . dan lebih menyesakkan lagi, kamu dan mawar itu deket. mawar pun mengenal pakjo berawal dari proses yang tak lepas dari peran kamu. dan bodohnya, tidak saling belajar satu sama lain. kamu dan mawar malah sama-sama menyukai pakjo dan merasa memiliki harapan yang sama pula. padahal? mereka kan belum tahu, berapa cewek yang juga dikasih harapan sama pakjo. gatau kan? o dasar pakjo.

nah...

memasuki ending, aku mau meminta pendapat kalian dulu nih. menurut kalian, siapa yang akan dipilih pakjo? kamu apa mawar? pakjo milih kamu apa mawar? pilih kamu apa mawar? *efekiklanobatflu
ini bagian yang paling menyesakkan.
karena harapan-harapan dan kekhawatiran baik kamu maupun mawar itu tidak berarti apapun. karena, pakjo. sekali lagi, pakjo. ya, pakjo. pakjo sudah punya pacar. dan, hebatnya lagi mereka sangat sosweet di socmed. seakan-akan dibalik pakjo itu tanpa masalah. padahal? banyak hati menangis. lihat saja, kamu, mawar, mungkin melati, kapan ya pakjo mati? *eh. kesoswitan mereka itu beribu-ribu kali lipat lebih soswit dari kesoswitan si pakjo saat nyeritain mawar ataupun kamu. lebih! beribu kali lipat! you know! . berarti kan berarti kan berarti kan ... selama ini? *nangismisekmisek

menurut kalian, siapa yang paling bersalah dalam kasus ini?
dan menurut kalian, aku sebagai penulis test psikologi sederhana iki kudu pie?
sekian, wasalam :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar