Dear PLN, yang
selalu ada di hati rakyat Indonesia. Saya, si penulis ini adalah 1 dari 220
juta pelangganmu yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Mungkin bagimu aku
hanyalah penulis blog amatir tidak berpengaruh banyak, tapi percayalah kamu sangat berharga bagiku, bagi
kami. Tulisan ini ditulis bukan karena aku ingin menghardikmu. Namun, ini adalah
tulisan cinta dari seorang pelanggan kepada Perusahan Listrik yang satu-satunya
ada di negara ini.
Tak
habis-habisnya apresiasi kepada karyawan karyawati PLN yang tanpa lelah bekerja
siang malam agar negeri ini tetap terang. Yang membuat dian cinta negeri ini
tak kunjung padam. Sekali lagi, terima kasih kami haturkan.
Peningkatan tarif
dasar listrik yang dewasa ini dilakukan PLN guna menghemat anggaran, bagi saya
merupakan hal yang bijak. Mengingat terbatasnya anggaran dan subsidi yang
diberikan pemerintah. Namun, yang perlu diperhatikan, sudahkah tepat sasaran.
Jangan sampai telinga kami mendengar masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah
terbebani akan hal ini. Sebaliknya, masyarakat kelas atas berleha-leha membayar
tagihan listrik yang ‘biasa’ saja. Sukurlah kami belum mendengar desas-desus
akan hal ini. Menurut info yang saya ketahui, kenaikan listrik ini dibebankan
bagi rumah tangga yang kebutuhan listriknya mencapai 1300Kwh atau lebih dengan
persentase kenaikan masing-masing. Jika memang begini, saya mendukung.
Dari segi
pemerataan, saya rasa PLN harus sering-sering ‘blusukan’ ke desa-desa terpencil
terutama di luar pulau Jawa. Keadaan disana sangat memprihatinkan. Ketersediaan
listrik pun sangat minim. Jika yang menjadi kendala adalah jumlah sumber daya
nya, ada baiknya dilakukan subsidi silang. Maksud subsidi silang disini adalah
kota-kota besar yang bergelimang listrik harus berbagi dengan desa-desa yang
jauh dari kata tercukupi kebutuhan listriknya. Bagaimana caranya? Padamkan
listrik secara berkala dan bergantian di setiap kawasan. Tak perlu lama, satu
jam sehari saja cukup bagi satu kawasan. Anggap saja di pulau Jawa terdapat 24
kawasan, masing-masing kawasan terdapat 1000 rumah tangga. Jika setiap 1 jam, 1
kawasan akan di padamkan listriknya. Berapa jam kebutuhan listrik yang disimpan
dan dapat diberikan kepada saudara kita di Papua? Nusa Tenggara? Secara
perhitungan kotor saja, 24x1000x1 = 24.000 jam dalam sehari. Amazing!
Ada sedikit catatan bagi PLN, jangan padamkan
listrik ketika jam genting.
Satu hal yang tak
kalah penting, PLN harus berupaya mencari energi alternatif lain agar listrik
di negeri ini tak lekas padam. Gas, mungkin salah satunya. Sebenarnya ini
bukanlah mutlak kewajiban sang Perusahaan Listrik Negara, tetapi seluruh rakyat
Indonesia. Berupaya menggali kekayaan alam, melakukan riset, penelitian dan
inovasi-inovasi baru adalah tugas seluruh anak bangsa ini. Melakukan riset
memang tak semudah dan semurah mengcopy-paste artikel di internet, diperlakukan
waktu bertahun-tahun dan biaya selangit untuk mewujudkannya. Maka peran
pemerintah sangat diharapkan dalam hal ini.
PLN, teruslah
berjaya di negeri ini
Mengabdilah
dengan hati, JANGAN MBATHI!
Ciptakan inovasi
agar pelanggan semakin mencintai
Monopoli listrik,
silahkan. Asal jangan pilih pilih
Terimakasih telah
menerangi negeri ini
….
Pertanda rakyat
Indonesia
Sekian ide dari
saya, jika terdapat kesalahan ataupun hal tidak mengenakan saya mohon maaf.
Sekali lagi, ini tulisan yang didasari atas cinta, bukan tulisan yang bertujuan
untuk menghina. Terima kasih, semoga bermanfaat.